LTL RATES AND
|
FINANCIAL STABILITY
|
|
SUMBER
|
PEMAHAMAN
|
|
-What is Less than Truckload Shipping (LTL)?
Answer: LTL is a type of
ground freight transportation that combines shipments from multiple
customers. Businesses choose this budget-friendly option when the consumer
demand for their products is average or stable.
-What is Financial Stability?
Answer: Financial Stability is a financial system with effective
financial intermediation where institutions, markets and infrastructure can
support the flow of funds between savers and borrowers so as to support
economic growth.
(google)
|
Sebelum saya membahas tentang judul saya ini, saya
ingin membahas apa itu pengertian dari LTL RATES dan FINANCIAL STABILITY.
-Apa pengertian dari Less than Truckload
Shipping Rates ?
LTL Rates adalah jenis angkutan barang darat yang
menggabungkan pengiriman dari beberapa pelanggan. Bisnis memilih opsi ramah
anggaran ini bila permintaan konsumen akan produk mereka rata-rata atau
stabil.
-Apa pengertian dari Financial Stability?
Suatu sistem keuangan dengan intermediasi
keuangan yang efektif dimana lembaga, pasar, dan infrastruktur pasa mampu
mendukung aliran dana antara penabung dan debitur sehingga mendukung
pertumbuhan ekonomi
|
|
·
Since the early 1980s the LTL segment
of the motor carrier industry has used discounts from published tariffs as a
means of pricing segments to attract traffic of large shippers. The
Interstate Commerce Commission (ICC) was eliminated under the ICC Termination
Act of 1995 (ICCTA1995) and with it, most of the last vestiges of motor
carrier Transportation Technology Scrutiny Rules the Day It certainly
shouldn’t surprise anyone that logistics and supply chain operations are
being asked to cut back on their Warehouse Management Systems (WMS),
Transportation Management Systems (TMS), Global Trade Management Systems
(GTM), Yard Management Systems (YMS), and other SCM spending. In fact, the
current economy has prompted 41 percent
·
respondents (to Logistics Management’s
7th Annual Software Survey) to more carefully analyze their SCM investments,
while 34 percent plan to freeze software investment in 2009. Sixteen percent
say they’ll move forward with investments in software this year, while 15
percent expect to upgrade existing programs in lieu of buying new packages.
“When things started going south for the economy in the fourth quarter, the
big question was: What is IT spending going to look like moving forward?” says
ARC’s (Adrian) Gonzalez. “With only 16 percent of companies ready to make
software investments and over twice that (34 percent) planning to freeze
budgets, software vendors are probably concerned.” Of the SCM vendors he
communicates with, Gonzalez says that most are seeing more “delays” than
“cancellations” of orders. “A lot of shippers are waiting to see what happens
in the second quarter of this year,” adds Gonzalez. “Customers still expect
to move forward, but it is a question of when, with projects being pushed out
a bit.” Of the 41 percent of shippers who say they’re planning to purchase
SCM software sometime in the next 12 months, the bulk (31 percent) will
invest in WMS, with 29 percent interested in TMS. Other SCM packages of
interest include ERP (18 percent), GTM (13 percent), and YMS (10 percent).
With 32 percent of respondents currently using on-demand supply chain
solutions, Gonzalez says he’s surprised that more shippers aren’t considering
this alternative to purchase-and-install systems, particularly for TMS. Among
those companies that plan SCM purchases over the next 12 months, just 36
percent are looking at on-demand options. “I really would have expected more
companies to be looking at on-demand,” says Gonzalez, “which is resonating
strongly out in the market right now, particularly for those companies that
have tightened their budgets.” Adapted From: Bridget McCrea, Logistics
Management, April 2009, p. 39. Reprinted by permission. Motor Carriers 187
rate regulation ( hal. 187)
|
Dari penjelasan sumber disamping, bahwa
pada tahun 1980an segmen LTL industri pengangkut motor telah menggunakan
diskon dari tarif yang dipublikasikan sebagai sarana segmen harga untuk
menarik lalu lintas pengirim barang besar. Dan Tentunya seharusnya tidak
mengejutkan siapa pun bahwa logistik dan operasi rantai pasokan sedang ada diminta
untuk mengurangi Sistem Manajemen Gudang (WMS) mereka, Manajemen Transportasi
Sistem
(TMS), Global Trade Management Systems (GTM), Sistem Manajemen Yard (YMS),
dan pengeluaran SCM lainnya. Karena pada zaman itu, Komisi Perdagangan
Interstate (ICC) dieliminasi di bawah Penghentian ICC
Act of
1995 (ICCTA1995) dan dengan itu, sebagian besar sisa terakhir pengangkut
motor Angkutan Teknologi Aturan Scrutiny the Day.
Pada responden
ini (untuk Survei Perangkat Lunak Tahunan ke 7 Manajemen Logistik) untuk dianalisis
dengan lebih hati-hati investasi SCM mereka, sementara 34 persen berencana membekukan
investasi perangkat lunak di tahun 2009.
Sebab itu lah, Tidak ada lagi persyaratan untuk mengajukan tarif, dan
kontrak dapat digunakan sebagai gantinya. Meskipun pembawa masih diharuskan
untuk mempertahankan tingkat, aturan, dan klasifikasi, mereka hanya perlu diberikan kepada pengirim atas
permintaan. Dalam keberangkatan dari peraturan sebelumnya,tarif tidak perlu
secara tertulis bisa ditegakkan. Pengirim barang, bagaimanapun, harus
berolahraga Karena hati-hati karena pengawasan dan penegakan federal sangat
berkurang. Undang-undang ini juga mengurangi waktu pengembalian biaya
pengangkutan yang disengketakan dari 3 tahun sampai 18 bulan Jika pengangkut
atau pengirim merasa bahwa tuduhan itu salah, mereka harus mengajukan
tuntutan tidak lebih dari 18 bulan sejak tanggal pengiriman. Kurangnya Tarif
bisa membuat ini lebih sulit kecuali pengirim barang telah mendapatkan
carrier harga dan peraturan tertulis sebelum
|
|
·
Another major concern in the motor carrier industry is financial
stability. The operating ratios of many motor carriers have been in excess of
95 percent, and some companies have operating ratios of over 100. The high
operating ratios are a clear indicator of the financial plight of many motor
carriers and an indication of the low competitive rates. Immediately after
the initial lessening of economic regulation in 1980, a large number of motor
carriers failed as the competitive environment became severe. Of the top 100
motor carriers in 1980, fewer than 10 were still in business in 1990. Only
one new LTL was formed in this period that survived to the 1990s. The
failures after 1990 were fewer but usually involved larger firms that could
not continue to compete. In some cases, the unionized carriers were victims
of labor unrest or shipper concerns about stability. In other cases, mergers
and buyouts reduced the number of Class I carriers. Recent consolidations
have also occurred in the TL sector as the larger carriers have taken over
smaller firms to achieve market share. In 2007 a total of 1,985 motor carrier
firms failed, mostly those having at least five trucks. Overcapacity has
periodically been a severe problem for the motor carrier industry most
recently during the recession of 2008 and 2009. Given that there is a finite
amount of freight to be transported at any one time and there is little, if
anything, that carriers can do to influence this, market share changes
generally occur at the expense of one carrier over another. These periods of
overcapacity also lead to severe pricing pressure, which can cause weaker
carriers to exit the market. Shippers often exploit these factors and the
spot market can drive prices below costs as carriers seek to move empty equipment.
Shippers have become increasingly cognizant of the failure rate among motor
carriers, and many have introduced a financial evaluation of carriers into
their overall decision framework for selecting carriers. When a carrier goes
out of business, the interruption of service could have serious consequences. (hal. 188)
|
Dari penjelasan disamping bahwa, dalam industri pengangkutan motor adalah
stabilitas keuangan. Rasio banyak operator motor telah melebihi 95 persen,
dan beberapa perusahaan memiliki rasio operasi lebih dari 100. Rasio operasi
tinggi merupakan indikator yang jelaskondisi keuangan banyak operator motor
dan indikasi rendahnya tingkat persaingan. Setelah berkurangnya regulasi
ekonomi awal tahun 1980, sejumlah besar pembawa motor gagal karena lingkungan
persaingannya menjadi parah. Dari atas 100 operator motor pada tahun 1980,
kurang dari 10 orang masih dalam bisnis pada tahun 1990. Hanya satu yang baru
LTL dibentuk pada periode ini yang
bertahan sampai tahun 1990an. Kegagalan setelah 1990 adalah lebih sedikit
tapi biasanya melibatkan perusahaan besar yang tidak dapat terus bersaing.
Dalam beberapa Kasus-kasus, pengangkut serikat pekerja menjadi korban
keresahan buruh atau masalah pengirim stabilitas. Jadi, Periode kelebihan
kapasitas ini juga menyebabkan tekanan harga yang parah, yang dapat menyebabkan
operator lemah keluar dari pasar. Pengirim barang sering memanfaatkan faktor-faktor
ini dan tempatnya pasar dapat mendorong harga di bawah biaya karena operator
berusaha memindahkan peralatan kosong. Dan juga, Pengirim barang menjadi
semakin sadar akan tingkat kegagalan di antara operator motor, dan banyak
yang telah memperkenalkan evaluasi keuangan terhadap operator ke dalam
keseluruhan keputusan mereka kerangka kerja untuk memilih operator. Saat
pembawa bisnis gulung tikar, gangguan layanan bisa menimbulkan konsekuensi
serius.
|
#130917 TM2 - Multimodal Transportasi Nama ; Muhammad Fauzi Fahrezy Kelas: B (B1) NIM; 170505041146 Dosen: Ir. Yunitha Ardiana Nur http://unctad.org/en/PublicationsLibrary/tdmtconf17_en.pdf A. Definisi Multimodal Transportasi Angkutan multimodal merupakan suatu komponen yang sangat penting dari sistem logistik, karena angkutan barang dalam aktivitas logistik pada umumnya menggunakan lebih dari satu moda transportasi. Pada dasarnya pelayanan angkutan multimoda bukan hanya menawarkan layanan pengiriman barang dari tempat asal ke tempat tujuan, namun juga mencakup layanan pengurusan transportasi ( freight forwarding), pergudangan, konsolidasi muatan, penyediaan ruang muatan serta pengurusan kepabeanan. Pengertian dari Multimodal Transportasi sendiri adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang ol...
Komentar
Posting Komentar